Setengah Gila Karena Surup
- Ngumpul di Cerpen iseng
Malam itu aku melihatnyah dikamar, anakku terlihat ketakutan luar biasa dan mulutnyah selalu berucap – ucap kata – kata aneh dan di selingi dengan teriakan – teriakkan yang kencang. “Kenapa kamu? aku bertanya padanya! Kulihat mukanya menunduk dan di matanya menetes darah segar yang terus mengalir… “Apa ini sayang?? Mata kamu mengeluarkan darah!!” dia diam tak menjawab, lalu ku lanjutkan dengan membasuh darah itu dengan sapu tangan, ku lihat di sekitar matanya tak ku temukan adanya luka di daerah mata anakku… “Yah Tuhan ada apa dengan dia??” keluh ku.
Tak lama kemudian dia menjerit dan berteriak dengan kencangnya.. . Begitu terkejutnya aku melihat kejadian itu dan aku semakin panik karena kelakuan anak ku seperti setan yang mengamuk… “Kenapa kamu sayang? Kenapa kamu menjerit ?” …… Dalam hatiku hanya bisa berdoa memohon agar dapat menenangkan jiwa anakku yang bersikap “aneh”….
Tak lama kemudian dia menatap mata ku, dalam sekali ia tatapannyah… Mulutnya pun mengeluarkan ocehan ocehan yang tak ku mengerti..Tapi kudengar ia mengucapkan kalimat - kalimat Jawa…
Semakin lama ia terus mengoceh tanpa henti, dengan tangan yang menunjuk tunjuk kearah hutan yang ada di sebelah rumah kami. Sepertinya ia ingin meungkapkan hal yang membuatnyah marah. Semakin lama ia melakukan hal yang tak biasa, menghancurkan semua benda yang ada di dalam kamarnya. Dan berlari lari tanpa henti, membenturka kepalanya ke dinding beton, dan memotong rambut panjangnya sampai meninggalkan beberapa senti rambut. Dia melakukannya tanpa sadar… dan aku semakin mengerti bahwa dia sedang mengalami kesurupan… Mata merah, gerakkan yang sangat liar…
Tapi aku tak paham apa yang harus ku lakukan untuk membuatnya sadar? Yang ku ingat hanya orang yang mengalami seperti ini, biasanya pikirannya yang kosong.Tapi tetap saja aku tak dapat mengendalikannya.. Dan kulihat sekarang anak perempuan ku sedang menangis tersedu sudu di pojok ruang tamu.. Aku pun tak sanggup melihatnya dalam keadaan yang semakin tertekan.. Saat keadaan menjadi tenang aku mencoba mendekatin nya, tapi rupanya aku pun di suruh menjauh dari dirinya dengan cara memukul tangan ku dengan gagang sapu yang dia ambil dari belakang pintu….
Hati ku sangat sedih melihat kejadian seperti itu, ingin sekali aku memanggil orang lain, tapi apa daya rumah ku tak begitu banyak penghuni… Jarak antar rumah tetangga sangatlah jauh… Bagaimana seandainyah aku keluar dari rumah?? Bisa jadi dia lari kehutan angker itu.. Batin ku sungguh tak kuasa….
Aku ingin memeluk dan menenangkannyah tapi dia begitu lepas kendali dan sangat liar, aku hanya duduk di lantai dan berusaha menjaga nyah dari barang – barang tajam yang dapat membuatnyah terluka… Mata batiku tak kuasa melihat anak ku mulai bertindak tak wajar, mencopotin satu persatu kuku di tangannya sendiri, tanpa ada rasa sakit dia melakukannyah… sampai air mataku mengalir sangat deras….
“Cukup Tuhan, cukup… aku nggak sanggup melihat derita anak ku sendiri….” Aku pun depresi dengan kejadian itu……. Malam yang dingin dengan penerangan ala kadarnyah, aku kembali kedapur dan menyenderkan tubuh ke dinding hitam akibat asap dari kayu bakar……. Jiwa ku yang lemah sudah tidak kuat melihat surup anakku yang tak kunjung hilang hingga larut malam pun dia tetap tak sadar diri….
Entah kenapa pikiran ku yang berasa terambang – ambing seperti ombak dilaut, di bawah alam tak sadar, ku mendengar suara senyap - senyap “Bunuhlah anak kecil itu, lihatlah rupanyah ??? Penuh darah dan luka..”
Langkah ku berhenti di meja makan dan mengambil sebilah pisau dapur, dengan menangis tersenduh aku menghampiri anakku yang sudah penuh luka akibat gigitannyah sendiri. Tanpa segan ku tancapakan pisau tajam itu ke dada anak ku sendiri sampai ia pun tak bernyawa dan melepaskan gigitan di telapak tangannyah…. Kulihat telapak itu sudah bolong, karena dia memakan dagingnyah sendiri….
^^^
23 Desember 1998
“Kini hari – hari suramku telah kuhabisakan di balik jeruji, kisah 15 tahun yang lalu akan jelas tergambar di dinding penjara ini… Sangatlah susah untuk dilupakan….Surup yang membuat anak ku gila dan kini pun aku menjadi setengah gila karena hal ini”
15 April 2010 at 22:13
giiilaaaaa serius nih jadi yang pertamazzzz
cerpen nya ngeri...
maem diri sendiri
iihhh
sedep bacanya jadi kerasa ngerinya
udah ah giliran yang lain mo komen