"Sengaja Terekam...."
- Ngumpul di Cerpen iseng
Hembusan nafasku mengiringi suara punggung yang kusandarkan di kursi hitam. Rokok yang tergeletak di samping meja kerja, segera aku rebut dengan terburu – buru karena sudah tak tahan ingin segera menghisapnya. Mata ku mencari sebuah benda, tapi tak kutemukan didalam kotak rokok “Anjrit, mana korek apinya???” teriak ku dengan menghamburkan semua isi rokok yang hanya tertinggal satu batang dan menggeser semua susunan keping DVD yang sudah tidak bersampul di atas meja kerjaku.
Langkahku ku percepat, lalu Kubuka laci di samping ranjang dengan mudah kutemukan lighter biru muda, aku nyalakan pematik api itu dan kuarahkan ke rokok yang sedari tadi menyelip di bibirku. Tak ada lagi gerakan bibir selain mengisap rokok, dalam hitungan detik asap rokok sudah menggumpal di sekitar wajah dan menggerayangi paru – paru muda ku. Kuteruskan kegiatan ‘bom bunuh diri’ itu dengan santai dan menikmati setiap asap yang terhirup di kedua lobang hidungku…
Kembali aku sandarkan diri ke sofa panjang yang berhadapan langsung dengan tempat tidurku, dengan terus menghisap rokok aku terus mengamati langit – langit kamar ku yang bersuasana gelap, cahaya lampu kerjaku hanya mampu menyinari separuh ruangan ini. “Hidup ku segelap ruangan ini” aku meracau tak jelas. Tiba – tiba aku tertawa tanpa ada sesuatu objek yang terlihat lucu. “Yahh, aku hanya menertawakan diriku sendiri” teriakkan ku sambil berjalan di tepi ranjang untuk mencari asbak yang dengan setia berada di meja sudut.
Saat ku membuang puntung rokok, aku mengambil satu batang lagi dari kotak rokok baruku karena merasa belum terpuaskan. Lamunanku dengan cahaya sekedarnya dan rasa penat yang terus kurasakan membuat aku tak sadar telah menghisap rokok sebanyak 12 batang, ini terlihat jelas, puntung rokok bekas tampak berhambur di dalam asbak polosku. Nafas yang kurasakan juga semakin berat, mata perih karena di kepung asap rokok, tapi rasa frustasi terus menggerogoti pikiran. Aku merasa hidup ku malam ini sungguh tidak normal dan butuh sebotol alkohol. “Sebotol?? Mungkin lebih” tawaku pecah dan aku mulai berdiri.
“Setan, ASU, aku bisa gila sendiri kalu caranya begini” teriaku untuk memberhentikan semua pikiran liarku. “Anjrit…” kesalku makin menjadi karena tanganku mulai mehisap rokok ke tigabelas. Kubuang puntung rokok yang belum sempat aku hisap ke jendela luar.
Dengan perasaan bimbang kumatiakan lampu sudut di meja kerja, kutinggalkan ruangan gelap ini dan kubanting pintu tanpa energi penuh. Baru melangkahkan kaki untuk menuruni anak tangga, aku berhenti dan mencoba mengingat sesuatu. “Ahhh… handphoneku”. Tak pikir panjang aku berbalik badan dan kupercepat langkahku untuk menuju kamar dan membuka pintu besar itu .
Oh my God… Begitu terkejutnya aku melihat lampu sudut ku menyala, dan heranya aku dapat melihat diriku sendiri di dalam kamar itu yang lagi asik menghisap sebatang rokok dan puluhan batang rokok lainya berhambur di asbak. Kubuka mata sipitku selebar mungkin untuk menyatakan kalu ini mustahil karena aku sudah meninggalkan ruangan ini beberapa menit yang lalu, tapi hasilnya nihil.
Aku bisa melihat sifat gelap ku di pinggir pintu kamar. Ini bagaikan rekaman CCTV yang kembali terputar, di sudut komputer aku dapat melihat bagaimana mimik mesumku ketika sedang asik menonton film porno, aku juga tak mengira kalu
“Ini aku ??? ini yang aku lakukan di ruangn gelap ini” tanya ku sendiri dan menampar pipiku sekeras mungkin.
Dari arah tangga aku melihat
Disini aku makin bingung.
Pikiranku mulai kacau, bagimana mungkin
Dengan menderu rasa penasaran, aku turun ke lantai bawah, aku temui mbok Sum yang sibuk membawa makanan ke meja makan. Aku lirik ruang makan sudah terisi Mama, Papa, dan
“Tuhan, ada apa dengan ku??” teriak ku di tengah keluarga ku sendiri yang tak bisa melihat ku.
Aku menangis terseduh di anak tangga pertama, aku baru sadar kalu aku hanya Roh dari jasad seorang lelaki bajingan layaknya “Adrian Krisnan” ….
-selesai-
p.s : Thanks sudah menyempatkan membaca cerita fiksi ku kali ini… sampai bertemu di cerita selanjutanya… #pingsannnn
24 May 2010 at 22:07
ternyata sudah menjadi roh