Keajaiban Dari Negeri Agnezious

  • Thursday 1 July 2010
  • Posted by Ivan Rahmadiawan
  • Ngumpul di

Sang Angsa berbulu putih lelah karena seharian terus berlatih menari, maka ia segera mendaratkan leher belakangnya di tumpukkan jerami. Dia terlihat tersenyum manis sebelum matanya terpejam rapat. Ini disebabkan sang idola dari negeri ‘Agnezious’ akan merayakan ulang tahunnya, dan si Angsa mendapatkan undangan untuk bisa berpesta dengan sang Putri Anye.

Tawa kecilnya pun masih tampak jelas di menit 30 terakhir sebelum ia mengakhiri mimpi indahnya. Mugkin juga dia sudah tak sabar menanti waktu berpest. Hihi…

Tepat pukul 7 pagi dia terlihat bersemangat melebarkan sayap putihnya untuk menyegarkan persendian yang hampir 8 jam terbaring di jeraminya. Kini tawa dan gerakkan tubuh si Angsa tampak seperti balerina yang sudah pandai menjinjitkan tumit dan mengangkat tangannya untuk berputar. Lagi – lagi ia masih menyempatkan diri untuk berlatih. "Ohh, si Angsa tak ingin tampil buruk di hadapan Putri Anye."

"Putri Anye, terimakasih untuk undangannya. Saya sangat bahagia sekali mendapatkan kesempatan ini." Ucapnya di depan cermin sembari berlatih memberikan senyum manis ke Putri.

^^^

Di depan istana, si Angsa tampak anggun dengan bulu putihnya, dan batu permata yang menggelantung di lehernya. Kalung itu warisan Ibunya dan sekarang tampak cantik dipakai oleh si Angsa. Matanya takjub ketika memandangi kemewahan istana, malah membuat mulutnya kaku sejenak di hadapan pengawal yang menjaga ketat di pintu masuk.

“Permisi, silahkan tunjukkan undangan anda.” Sapa pengawal berbadan tegap.

“Ehmm.. ini undangan yang saya dapat dan undangan itu bertabur serbuk Emas”. Jawabnya kalem dan bangga.

Pintu untuk menuju ruang pesta pun dibuka sang pengawal, dengan hati riang gembira, segera ia melangkahkan jari – jari kakinya menuju ruang pesta. Si Angsa mulai menelusurui lantai marmer dengan pilar berwarna emas, tak luput matanya untuk terus mencari dimanakah dia harus berkumpul dan dalam hati ia terus bertanya “Dimana Putri Anye sekarang??”.

Dalam kebingungan ia bertemu dengan si Merak, “Hei, kamu kumpul disini saja..” ajak Merak yang ada di sampingnya.

“Hmm, terimaksih… kamu baik sekali” Jawab si Angsa singkat.

15 menit telah berlalu dan si Putri Anye mulai tampak dari sisi kanan ruangan yang tertutup dengan tirai sutra. Ia menggunakan pakaian bertabur kristal lengkap dengan mahkota kebanggaan sang Putri. Semua undangan tampak menyambutnya dengan berdiri sambil memberi senyuman manis ke Putri Anye yang tampil cantik luar biasa.

Selain Sang Raja dan Ratu yang hadir, tampak juga Pangeran yang diisukan akan mempersunting Putri Anye. Dia bernama Keanan, Putra Raja dari Negeri sebrang.

Sang Angsa tampak tak bisa melepaskan pandangannya ke singgasana sang Putri. Dia selalu berharap bisa bertatap muka secara langsung. Tapi khayalannya segera ditepisnya dan kali ini ia lebih memilih menikmati hidangan makan malam terlezat yang pernah ia makan. Tapi tetap saja ia mencuri pandang ke Putri dan Pangeran yang terlihat berbincang mesra, “Mereka sangat serasi sekali, Kecantikkan dan Ketampanannya membuatku sangat ingin berjabat tangan dengan mereka.” tak berhentinya si Angsa mengajak berbicara pada dirinya sendiri.

Dari pengeras suara, Sang putri Anye menyambut para tetamu yang sudah berkenan hadir di pestanya.

“Terimaksih buat waktu dan cintanya pada Putri. Untuk membalas kebaikkan kalian, silahkan menikmati hidangan terlezat dan terbaik yang dimiliki oleh koki kami. Satu hal lagi, Putri ingin sekali berjumpa dengan salah satu tetamu yang sudah berhasil mendapatkan undangan bertabur “Serbuk Emas”….” Sang Putri Anye masih tampak berbicara di pengeras suara.

Sedangkan si Angsa hanya fokus mendengarkan suara merdu si Putri dan tampak tak menghiraukan isi dari pembicaraannya, sampai sang pengawal istana menghampirinya dan bertanya.

“Permisi, Anda yang tadi mendapatkan undangan bertabur “Serbuk Emas”. Anda dipersilahkan untuk bertemu dengan Putri Anye secara langsung…” ujar pengawal yang tadi sudah membukakan pintu untuknya.

“Hahh… benarkah itu ???” tanya Angsa tak percaya.

“Iya, anda sudah di tunggu Putri Anye untuk bisa bertatap muka dengannya.”

Para dayang sang Putri pun menjemput si Angsa yang tampak cantik sekali. Untaian kalung pemberian Ibunya pun berhasil memukau para undangan. Setiap tersorot lampu gantung berkristal di atas langit – langit istana, permata sang Angsa tampak lebih bersinar melebihi kilauan perhiasan dari bangsawan kaya raya.

“Hai, salam sayang buat kamu.” Ujar sang Putri menyapa si Angsa.

“Hai Putri…” Sapa Angsa dengan mimik kaku.

Setelah berbincang intim dengan keluarga sang Putri, dimenit terakhirnya si Angsa tampak turun kelantai dansa dan menari bersama Putri Anye. Ia mempersembahkan tarian khusus buat sang Putri. Lentur tubuh, lincah kaki, dan gerakan berputar sungguh menyihir seluruh tamu undangan. Sinar biru yang ada di lehernya membuat tubuhnya seperti berbalut sinar kristal yang sangat indah. Batu permatanya pun menjadi topik pembicaraan para tamu yang sedang menikmati pesta dansa.

Sampai digerakkan terakhir sang Angsa melebarkan sayapnya dan menundukkan kepala ke Putri Anye sebagai rasa hormat. Jari – jarinya cekatan membuka pengait kalung di lehernya dan segera memberikan untaian kalung berbatu permata ke Putri Anye.

Tepuk tangan dan sorak gembira pun mulai membongkar semua rasa sunyi di sepuluh detik sebelumnya. Semua kembali berpesta dan menikmati alunan musik klasik.

Si Angsa dan Putri Anye, memisakkan diri dari tamu undangan yang lagi asik berdansa, kini mereka berdiri tepat di tepi meja makan.

“Terimaksih untuk hadiahmu Angsa putih. Tak seharusnya kamu memberikan ini padaku. Tapi sebagai ungkapan rasa bahagiaku, kuberikan juga mahkota kebangganku untuk mu…” ujar sang Putri.

“Tak apa Putri Anye, walau ku tau kalung itu sangat berharga bagiku, tapi tak ada lagi yang lebih pantas untuk kuberikan kepadamu. Itu pemberian Ibuku..” jawab sang Angsa malu - malu.

Beberapa detik kemudian, tepatnya ketika kalung sang Angsa berpindah ke leher jenjang sang Putri Anye dan ketika Mahkota sang Putri berpindah ke kepala sang Angsa. Tampak cahaya kebiruan yang keluar dari batu kristal yang terangkai rapi di pinggir mahkota memberikan sinarnya.

Seperti ribuan bintang turun dari langit yang menyelimuti tubuh sang Angsa. Kilauan cahaya terang itu terus memutari tubuh mungil si Angsa, sampai tanpa sadar ia sudah berubah menjadi gadis manis yang cantik seperti Putri Raja. Semua mata tertuju padanya. Gaun mewah layaknya Cinderella sangat anggun membalut tubuh jenjangnya, dan untaian rambut panjang tampak begitu indah terurai.

Sang Angsa yang sudah menjelma menjadi seorang Putri pun dinobatkan untuk menjadi adik angkat Putri Anye… Keajaiban dari Negeri Agnezious telah berhasil menghentikan Kutukan dari Dewa Nic yang sudah bertindak jahat ke keluarga Angsa putih. Kini nama sang Angsa putih itu pun berubah menjadi “Putri Theresia”…

-s e l e s a i-

p.s : Cerpen ini kupersembahkan ke Sahabatku tersayang, “Theresia Kartika” !!! Dia baru saja lulus sidang skripsi. Semoga hadiah mini ini ‘pantas’ untuk mu. #GBU :)

2 Komentar:

  1. oohh ini sebagai 'hadiah' untuk temannya toohh. hadiahnya bagus jugaaa... *kepikiran buat ngikutin* :D

  1. @Dias, Iya buat sahabat saya. kamu mau juga ??? tunggu jadi sahabat saya dulu.. *dibakar massa*