Misteri Gerobak Nasi Gosaring

  • Monday 2 August 2010
  • Posted by Ivan Rahmadiawan
  • Ngumpul di

Disclaimer : Ehm.. salah satu cerpen jayus anak SMA, buatan saya sendiri. Baru jadi sekarang, padahal awal nulis di bulan Februari dan di edit ulang di bulan Agustus… Lamaaa parahhhh bro!!!!

“Misteri Gerobak Nasi Gosaring”

‘Pokoknya tenang aja Ma, Bono janji bakal kasih yang terbaik buat kalian semua..’ ia mengajak sang nyokap keluar kamar!!! Padahal janji itu di buat hanya untuk menenangkan si nyokap yang panik kalu saja anaknya gak naik kelas…

Bono yang terlanjur berucap lalu kembali bersemangat mengerjakan tugas sekolah nan ‘basi’ itu. Bab satu di kerjakan ulang dan di kembangkan kembali jawabanya sesuai kemampuan, tapi celakanyah malah mental ke jawabanya yang makin sulit di jelaskan.

3 Jam melawan rasa malas untuk mengerjakan tugas, akhirnyah ia nyerah dan mengeluh sejadinya: ‘Bosen gue sama nieh tugas, dari kemaren pasti ngadat di jawaban yang kaya gini.’ Sambil merapikan buku tugas yang berkeliaran di meja belajar ia tetap mengomel tanpa ujung. Sekarang Alasan satu untuk tidur ketimbang belajar mulai menggema. Dengan perasaan tak bersalah, segera ia meninggalkan tugas itu.

‘Hoeammmm, ngantuk!! tugas busuk kaya gitu bikin masa muda gue berantakkan aja...’ teriak Bono sambil menggaruk rambut ikalnya.

Dengan mata malas ia bersemangat sekali menuju tempat tidur yang berkhas pulau hawaiii versii ileran.

15 menit terperangkap di gelapnya selimut, Bono segera membebaskan diri dari selimut coklatnya. Maka tampaklah bayangan dirinya di langit – langit kamar, dengan hina ia melirik jam di samping tempat tidurnya yang selalu mengeluarkan suara detak jantung layaknyah ruang operasi (dag dig dug… ). Tampak jelas kalu jarum jam itu sudah menunjukkan pukul 23:50.

Dentingan waktu yang membuat malam begitu tak mengasikkan membuatnya tak punya semangat buat melakukan kegiatan lainnya, selain memeluk guling dan mengigit ujung sarung bantalnya. Prihatin dengan keadan sepi seperti ini, iseng – iseng ia membuka jendela kamar dengan harap – harap cemas, karena mata tajamnya langsung kedapatan melirik anak tetangga di depan rumah yang lagi asik ‘kecup sana - sini sama cowoknya’…

Bono pun gak kuat buat nyeletuk pelan ‘wahh, bener kata mbok kalu cewek depan rumah itu sering banget pulang larut malam… Padahal masih sekolah!!’ karena takut ketahuan oleh mereka, ia pun segera menunduk…. Terbukti sudah jiwa keponya mulai tampak sejak usia dini…

Sekitar 30 menitan, ia buka lagi jendela kaca itu, membawa kertas coretan dan duduk di pinggir jendela yang lumayan lebar… Belum selesai menulis satu paragraph, ia di kejutkan dari ujung jalan dengan bebunyian yang cukup di pertanyakan.

Dari hasil analisa indra pendengarnya, suara itu berasal dari tukang nasi gosaring (goreng sampai kering) yang membunyikan wajanya pake sutil besi… ‘Sudah 3 minggu lebih suara ini jarang terdengar di area kompleks.’ Sahut Bono sambil menengok ke luar jendela.

‘Tengtengteng…. Gosaring ya buuu, tengtenggg gosaring ya pakkk….’

Suara khas penjual itu membuat yang mendengarnya mau pingsan, karena mukul wajan kaya mukul bedugg, padahal gak lagi bulan puasa.. celetukan Bono setiap pedagang itu melewati rumahnya.

Penjual iseng itu makin mendekat ke depan rumah Bono dan sempat melihat keberadaan Bono dari arah jendela kamar atasnya. Mungkin berasa masih ada yang belum tidur penjual itu pun berniat menawarkan menu Nasi goreng sampai kering itu ke Bono. Dengan senyum khas pedagang ia menawarkan dagangannya sambil mengeluarkan jurus bahasa isyarat. Gerakkan tangan si pedagang mulai beraksi, yang bermaksud bertanya “Apa anda ingin memesan nasi goreng?”. Tampak terlihat bodoh mereka berdua. Bono pun hanya membalas dengan menggelengkan kepala dan menaikkan pundaknya. *bayangkan sendiri*

Tanpa akal sehat, Bono langsung ngbacot sendiri, ‘Gila tuh orang jam segini masih aja jualan ? siapa yang beli yah ? satpam kompleks jam segini juga belum pada ngumpul kan?… Tetangga gue juga gak bakal pada makan malam jam segini…’ Bono mulai sok tau terlihat serius mengamati pedagang aneh itu.

Prilaku pedagang itu makin aneh di mata Bono, dia sendiri nggak ngerti apa maksudnya, sampai ia tersadar akan cerita dari si Mbok, kalu di pedagang nasi gosaring yang sering lewat kompleksnya, 2 hari lalu meninggal ketiban grobaknya sendiri saat mangkal di tempat yang dilarang untuk berdagang. Sialnya lagi, sebelum ajal menjemput dia masih sempat di kejar satpol PP dan akhirnya tewas di tempat. Gerobak nyah jomplang dan ketimpa dia sendiri, wajan besar panas itu nimpuk ke muka pedagang itu dan pegangan sutil besinya nyangkut di tenggorokkan… ‘Argghhh, cerita dari si mbok bikin otak gue mules, mencret dan kembung’ Bisa kebayang otak Bono hanya selevel itu saja.

Bono yang penakut dengan hal – hal gaib, langsung seketika menutup jendela kamarnya dan sekilat mungkin terjun bebas menuju landasan kasur empuknya. ‘Anjrit, gue yakin ituh arwahnyah? mampus tadi gue sempat di plototin ama tuh orang.’ Kesal bono di balik selimut coklatnya.

2 jam berlalu dengan cepat, suara kuali nasi goring hilang, tapi bayangan pedagang itu masih melekat jelas. Semalam suntuk Bono mikirin kisah sedih nya di malam jumat, apa yang dirasa saat itu bukan lah mimpi, tapi kenyataan yang sangat memilukan. Dalam gelap ia berhening menatap langit – langit kamarnya, tak bercahaya tak berupa, hanya sunyi yang menggelitik kalbu menambah rasa mistis yang mencengkam. Jam disebelah kanan ranjangnya menunjukkan pukul 3 pagi tapi mata Bono masih kedap kedip.… Gak henti – hentinya dia lirik kanan kiri, atas bawah, ia cemas kalu saja bayangan pedagang nasi gosaring muncul tak terduga di kolong ranjang atau di balik pintu kamar mandi…

Fantasi yang super ngaco pun terus memenuhi isi otaknya….

Sekarang dia masih merasa pedagang itu masih berkeliaran di sudut kamarnya. Suaranya, tatapan matanya, grobaknya, wajanya, sampai suara sutil besinyah masih berasa….!!! ‘Arghhhhhhhhhhhhhh……,,’ teriak Bono karena kesal.

******

PAGI HARI, 06:15 saat ayam mulai mencari makan. Hari mulai pagi, Bono pun cuma ngecap – ngecap bibir sambil turun tangga dengan muka kusam dan kehausan… Dari arah dapur si Mbok menyapa dan terlihat terburu – buru memeberikan informasi.

‘Den, satpam baru di kompleks kita baru aja meninggal di depan rumah…’ seru si Mbok dengan suara gemetar.

Wajah ngantuk berubah menjadi wajah shock. Ia langsung meluncur ke TKP dengan selembar Boxer dan baju oblong, muka jeleknya segera berubah menjadi muka alien, lebih ancur dan aneh dari alien yang ada di film District 9…

Karena yang Bono lihat adalah :

“Satpam kompleks tewas dengan kondisi terlungkup di atas wajan besar dengan sutil besi menancap di perut”

^^^

“Tuh kan bener dugaan gue, arwah pedagang nasi gosaring itu masih belum tenang di alam baka dan dia akan terus menteror warga.” Keluhnya ke teman sekelas yang sudah pada rame ngepung Bono untuk mendengarkan kejadian mistis yang sangat fenomenal dikompleks rumahnya.

P.S : Setan dan iblis paling juara merubah wujudnya menjadi sosok manusia yang selalu dikira orang awam “arwah penasaran”. Padahal seseorang yang sudah meninggal tidak mungkin bisa kembali ke dunia nyata dalam bentuk apapun… Benar, cerita ini sangat fiksi, hanya khayalan sang penulis yang kelewatan!!!!

4 Komentar:

  1. khayalan tingkat tinggi... cocok banget dibuat jadi film horor indonesia heu heu heu...

  1. Cerita yg mantap van..keren

  1. maaf nak... blm sempat baca semuanya, ntar aja balik lg... bagus bngt critanya ngalir macam air dlm selang

  1. aku dataaaang..... unyuuuuu hahaha...
    main2 ke blogku van...